Memelihara Nafsu- Betapa kasihan orang-orang yang mengejar kesuksesan dengan istilah mencari kenikmatan di hari tua yang belum pasti kita jalani sampai hari tua, atau mengejar ijazah yang tidak menjamin untuk tercapainya kenikmatan.
Karena itu Al Qur'an mengingatkan kepada kita bahwa bukan sekarang kesuksesan yang sebenarnya yang dicita-citakan oleh nafsu, akan tetapi nanti setelah kita berpindah dari alam dunia ke alam akhirat. Lalu timbul pertanyaan bagi kita, bukankah kita juga diperbolehkan oleh Allah untuk menikmati kehidupan dunia ini? Maka jawabannya, jelas diperbolehkan untuk mendambakan kenikmatan yang hakiki, ka-rena kalau tidak pernah mendapatkan kenikmatan sekarang di dunia, mana mungkin ada cita-cita untuk mendapatkan kenikmatan di akhirat? Justru dengan mendapatkan kenikmatan yang sekarang ini, dapat dija-dikan sarana untuk mendapat kenikmatan yang hakiki nanti. Dan semua itu merupakan tuntutan nafsu kita.
Jangan sampai kita diperbudak oleh nafsu, tetapi sebaliknya harus menjadi pemelihara nafsu. Peliharalah apa saja keinginan nafsu, se-hingga bisa didapatkan nanti pada waktu yang ditentukan.
Baca : Cara agar khusuk dalam shalat
Kita diperintahkan untuk mengendalikannya secara syar'i bukan seba-liknya dimusuhi. Hakekat kesuksesan hidup, tempatnya bukan sekarang, akan tetapi di akhirat kelak.
Kemudian gemerlapnya keindahan dunia yang sering membuat sekian ba-nyak orang menjadi tergiur, setelah dikejar dan tercapai oleh sese-orang, ternyata tidak menjamin kepuasan dan ketenangan, malah seba-liknya, semakin banyak yang dicapai maka semakin bertambah banyak pula yang dicita-citakannya. Oleh karena itu dalam surat Ali Imran ayat 185 Allah mengingatkan akan hakekat kehidupan dunia, jangan sampai kita tertipu karenanya.
Ringkasnya, bahwa nafsu itu adalah titipan dari Allah yang mesti ki-ta gunakan untuk melengkapi sarana dan sebagai fasilitas ibadah kita. Dengan nafsu, kita berharap akan nikmatnya surga Allah dan dengan nafsu pula, kita takut akan siksa neraka. Maka mari kita jadikan kenikmatan dunia sekarang untuk mendapatkan kenikmatan akhirat, dan juga kita jadikan letihnya hidup di dunia ini sebagai bagian dari per-juangan kita untuk menyelamatkan diri dari pedih dan sakitnya siksaan Allah di akhirat.
Wallahu a'lam.
Alhamdulillahirabbil'alamin.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
(Dari http://www.kotasantri.com/ dengan sedikit revisi)